WHAT WE'RE GONNA TALK

Just like in a cafe, we talk about everything. Nothing heavy. Just talk over a cup of coffee.


Sunday, April 4, 2010

THE PACIFIC

Kemarin malam saya menonton mini seri di HBO yaitu "The Pacific". Dan saya amat menikmati film ini. Baru episode 1 dan 2 yang diputar secara "back to back" atau berturutan.

Saya pertama tahu tentang film ini dari iklan di harian Kompas beberapa hari sebelum nya dan saya amat excited ketika tahu produser dari film seri ini adalah Stephen Spielberg dan Tom Hanks. Mereka adalah duo produser yang melahirkan 10 seri "The Band of Brothers" (yang juga produksi HBO) di tahun 2001. Kalau "The Band of Brothers" berkisah tentang Perang Dunia II di Eropa, maka "The Pacific" berkisah di daerah Pasifik. Sehingga musuh dalam medan pertempuran pun berbeda. Di Eropa adalah Jerman dan di Pasifik adalah Jepang.

Dalam film dikisahkan bahwa tentara marinir Amerika yang dikirimkan bukanlah tentara marinir yang profesional atau tentara yang telah mempunyai pengalaman tempur. Tetapi mereka adalah sukarelawan yang mendaftar untuk menjadi tentara, yang dalam bahasa Inggris nya "enlist".

Pada saat itu belum ada pasukan khusus (special forces). Bahkan angkatan bersenjata negara yang terlibat di Perang Dunia II yang memiliki pasukan khusus hanyalah Jerman, yaitu Brandenburg, yang dibentuk oleh intelijen Jerman (Abwehr) pada tahun 1935. Bahkan SAS (Special Air Service) milik Inggris baru dibentuk oleh Archibald David Stirling pada tahun 1941. Andaikata saja pendaratan Guadalcanal terjadi di jaman sekarang, niscaya Amerika akan mengirim Navy Seals nya terlabih dahulu.

Marinir Amerika di Guadalcanal bertempur bukan saja melawan tentara Jepang, tetapi juga melawan keganasan alam Guadalcanal dan penyakit tropis yaitu malaria.

Adegan yang menarik adalah adegan pendaratan tentara di pantai Guadalcanal. Penonton hanya diperlihatkan wajah dari para tentara yang ada di dalam kapal pendarat. Penonton dibiarkan merasakan ketegangan akan adegan berikutnya. Semua penonton terjebak dengan adegan pendaratan di pantai Normandia seperti yang pernah dilihat di film "Saving Private Ryan". Penonton bersiap bahwa pada saat pintu kapal pendarat dibuka maka peluru akan berdesing dan menghujani marinir Amerika. Dan ternyata antisipasi penonton keliru. Tak ada musuh yang menunggu pendaratan mereka seperti di pantai Normandia. (Pendaratan di pantai Normandia, D-Day, terjadi 3 tahun setelah peristiwa pendaratan di Guadalcanal, yaitu 6 Juni 1944). Pendaratan berlangsung mulus.

Music score yang digarap oleh Hanz Zimmer dengan warna sama seperti music score "The Band of Brothers" membuat "The Pacific" amat menyentuh perasaan. Zimmer jugalah yang membuat music score "The Band of Brothers".

Dalam dua seri yang baru diputar kemarin memang belum nampak banyak drama persahabatan dan konflik di antara para marinir, tapi saya percaya pada seri seri selanjutnya akan lebih terungkap seperti dalam "The Band of Brothers". Sebenarnya drama inilah yang membuat mini seri Perang Dunia II ini menjadi menarik, bukan adegan tembak menembak dan bunuh membunuh. Dalam peristiwa semacam yang digambarkan dalam film ini, kita akan bisa belajar sifat dari manusia. Mengkaji dan merefleksi kehidupan yang sedang kita hidupi sekarang ini.

Tampaknya hari Sabtu hingga dua bulan mendatang akan menjadi hari Sabtu yang akan saya tunggu tunggu. Karna "The Pacific" ditayangkan setiap hari Sabtu di HBO jam 20.00.

No comments:

Post a Comment